Kali ini saya (adhie) akan berbagi cerita duka, ya memang seharusnya
blog ini terisi cerita suka dan duka. Flashback kejadian dulu saat itu sikap
kami sedang labil-labilnya walau sekarang terbukti masih labil juga, kami putus
hubungan. Dan saat itu saya dekat dengan seorang wanita teman kampus saya yang
berinisial L, mungkin kedekatan kami hanya dekat saja dan tidak ada sinyal
untuk mengatakan atau perbuatan yang menunjukkan rasa suka. Lalu dikemudian
hari uchy mengetahuinya. Singkat cerita, dia marah dan saya harus melakukan sebuah
tindakan. Yaa.. saya berkorban untuk uchy untuk merubah sikap saya. Sampai saat
ini saya merasa telah berubah untuk berhubungan dengan perempuan lain dengan
menjaga sikap. Dan apa yang terjadi, ketika uchy lagi marah-marahnya, datanglah
seorang cowok kedalam kehidupan kami disaat uchy sedang sedih dan menuntut
perubahan saya. Saya pun tidak berhubungan dengan perempuan lain.
Singkat cerita, saya mendapati beberapa kejadian aneh sebelum
saya mengetahui ada orang ketiga. Seperti menyembunyikan hp nya dan cara
berbicaranya. Suatu hari uchy bercerita bahwa orang itu telah mengungkapkan
rasa sayangnya kepada uchy. Sontak saya sangat terkejut dan langsung ingin
menemui uchy untuk menelponnya. Sesampainya di rumah uchy, saya ingin menelpon si
cowok tersebut, sontak saya terkejut ketika uchy melarangnya. Pikiran saya pun
menjadi-jadi, ada apa? Dan kenapa?
Setelah beradu argumen, akhirnya saya dapat menelpon cowo
tersebut dan mereka sepakat untuk tidak menjalin hubungan yang tidak penting,
kecuali tugas. Ironisnya, uchy selalu membangga-banggakan dia. Dia adalah orang
yang baik, dia adalah orang yang tulus sayang, dia adalah orang yang pengertian.
Dan pada saat itu saya ingin pergi sejauh-jauhnya dari mereka.
Keesokan harinya, hati saya benar-benar sakit. Saat itu
teman saya mengajak saya untuk pergi pulang kampung ke Banten, dan saya
mengiyakannya tanpa pamit dengan siapapun. Di pikiran saya, hanya ingin pergi
dari sini untuk menenangkan diri. Ternyata setelah hampir seminggu semua orang
mencari saya, dan saya memutuskan untuk pulang. Saat pulang, saya terkejut
dengan kehadirannya uchy ditengah keluarga saya. Dan langsung saya berikiran
untuk menganggap uchy telah berubah demi saya walau sampai saat ini dia tidak
berbicara seperti itu.
Lalu pada suatu hari, uchy mempunyai sebuah handphone baru (Blackberry).
Yang saya sendiri tidak mempunyai bb. Dengan beralasan komunikasi lebih mudah
dengan teman-teman kantor dan kuliahnya. Ya memang dengan kemajuan teknologi
yang pesat sangat mudah untuk berhubungan satu dengan lainnya. Awalnya kami
sempat bertikai karena whatsapp dan BBM, mungkin karena saya belum
mempercayainya. Lambat laun, saya mulai mempercayainya dengan sikap uchy yang
transparant terhadap bb-nya. Akhirnya saya tidak pernah memeriksa hanphonenya
lagi.
Suatu ketika muncullah kontak orang ketiga yang dahulu di
whatsapp uchy. Beberapa pertanyaan saya ajukan, kenapa menyimpan nomor dia
lagi? Dan simple aja jawabnya, “ya cuman nyimpen doank”. Seperti tidak peduli
jawabannya, dan beberapa pertanyaan muncul. Banyak teman-teman di grup whatsapp
yang tidak di simpan, tapi kenapa dia disimpan. Yaa ini hanya pikiran saya saat
itu dan tidak saya kemukakan. Beberapa hari berlalu, saya membuka facebook
uchy, lalu saya membuka log aktivitasnya, dan saya sangat terkejut kalau uchy
sering memata-matain dia dengan sering melihat profile facebook dia. Mungkin kalau
satu-dua kali tidak apa, tapi ini sering sekali. Hancur banget hati saya. Dan pada
saat itu juga uchy mutusin saya karena masalah internal, yang biasanya saya
menolak untuk putus, kali ini saya mengIYAkannya. Dan saya tanya tentang kenapa
memantau dia? Dan uchy menjawab hanya ingin melihat share-share tugas dari dia.
Dan saya lihat profilenya, bahwa sama sekali tidak ada tugas yang pernah di
share cowo tersebut. Akhirnya, saya tekan sedikit untuk berkata jujur bahwa
uchy menjawab hanya ingin mengetahuinya dan ketika sudah mengetahuinya maka
uchy akan menjauh darinya. Akhirnya saya mempercayainya, entah karena saya yang
bodoh atau karena saya benar-benar menyayanginya. Kamipun tidak jadi putus.
Lalu suatu ketika tanggal 5 atau 6 februari, hp uchy hilang
dijalan. Saya mencoba menghubungi ke nomornya tidak aktif. Sampai saya lacak
keberadaan hp nya tidak bisa karena belum ada yang mengaktifkannya sampai
artikel ini dibuat.
Akhirnya setelah beberapa hari kehilangan hp, saya mengurus
kartu perdana yang digunakan uchy agar nomornya dapat digunakan kembali itu
tanggal 11 Oktober. Malamnya, saya mengaktikan nomornya meggunakan hp saya, beberapa
sms berbunyi tapi tidak ada yang masuk karena hp saya kepenuhan memory, dan
saya mencoba mengaktikan whatsapp. Dan sangat kaget bahwa ada message whatsapp
dari cowok orang ketiga itu. Saya langsung menelpon uchy dengan tiba-tiba, dan
menanyakan apakah masih berhubungan dengan cowok itu? Dan uchy menjawab iya.
Hati saya sangat sakit, saya tidak tahu dari kapan mereka berhubungan, apa
mungkin dari dahulu waktu uchy menyimpan kontak dia mereka sudah berhubungan? Atau
kapan? Lalu sikap transparant selama ini? Setiap saya liat whatsapp tidak ada
pesan dari dia? Apa dihapus-hapusin ketika bertemu saya? Lalu kenapa tidak
pernah memasang foto kami berdua di whatsapp? Padahal profile saya menggunakan
foto kita berdua? Lalu kenapa suka update status di whatsapp tentang keluh
kesedihannya? Apa mungkin agar terlihat cowok itu? Apa mungkin uchy juga menyukai cowok itu? Lalu lalu lalu lalu?? Terlalu
banyak pertanyaan dibenak saya yang sama sekali saya tidak menemukan
jawabannya. Akhirnya kami memutuskan untuk usai, hati saya sangat sakit,
komitmen yang selama ini kami jaga rusak seketika dengan adanya orang ketiga. Apa
mungkin saya yang salah dengan terlalu cemburu? Entahlah semuanya sudah usai
disini, pikiran saya saat ini adalah ketika ada masalah dengannya, uchy selalu
meninggi-ninggikan dia dengan berkata dia orang yang baik, tulus dan lain-lain.
Seperti membandingkan dengan saya secara langsung ataupun tidak langsung.
Saat ini tanggal 15 februari 2013, saya sangat terpuruk.
Saya ingin meninggalkan uchy. Uchy pun terlihat seperti tidak bertanggung jawab
atas perbuatannya dengan sepenuhnya. Tidak menghubungi saya. Atau mungkin
mereka masih ingin menjalin komunikasi? Biarlah semua usai sampai disini kalau
itu adalah jalan pilihan terbaik untuk mereka. Saya sudah menyerah dengannya,
selama ini saya mengatur kehidupan uchy tapi mempunyai konsekuensi yang saya
pertanggung jawabkan dengan tidak melakukan hal yang saya larang sendiri.
Saya sudah cukup menyerah. Saya tidak ingin marah-marah
dengan mereka karena hubungan ini sudah terlalu lama yang semestinya berjalan
dengan dewasa. Biarlah mereka menjalani apa yang seharusnya dijalani dan saya
tidak ingin mengganggunya. Mungkin akan berat hati, tapi hati ini mudah-mudahan
akan tegar suatu saat nanti. Satu hal yang dapat saya simpulkan bahwa, saya tidak lebih beik dari cowo tersebut. Semoga ini jalan terbaik untuk saya dan kalian.